Selasa, 23 April 2013

BUMI PERKEMAHAN DESA DUKUH BALI

Bagi Anda petualang sejati dan aktivis kepramukaan ketika masih sekolah atau kuliah, tentu menikmati keindahan dunia sambil bertadabur alam merupakan hal yang sangat mengasyikkan. Nah, di Bali ada objek wisata yang akan membawa para pengunjungnya ke lokasi perkemahan yakni Bumi Perkemahan Dukuh yang terletak di Desa Blakiuh. Menarik bagi kita untuk mencermati dan mengetahui berbagai aspek menarik di Desa Blakiuh dan bumi perkemahannya.
Objek wisata Bumi Perkemahan Dukuh ini sebenarnya dulunya pernah dijadikan sebagai tempat peristirahatan keluarga Kerajaan Mengwi yang dilengkapi dengan sebuah kolam dan tempat pemandian umum bagi masyarakat. Lokasinya begitu tenang dan tentram karena lumayan jauh dari pusat keramaian. Makanya karena itulah cukup kuat alasannya jika saat ini tanah tegalan di lokasi itu dijadikan sebagai lokasi bumi perkemahan.
Dekat dengan Taman Ayun
Lokasi Bumi Perkemahan Dukuh sendiri dekat sekali lokasinya dengan Taman Ayun dan Sangeh. Hingga kini objek wisata ini terus ditata dan diperbaiki, dimana semakin dilengkapi dengan kolam renang, lapangan tenis, restoran, juga penginapan oleh pemerintah setempat, yakni Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. Jadi, dengan kelengkapan faislitas seperti itu akan sangat memanjakan para wisatawan yang datang.
Bumi perkemahan ini diperuntukkan untuk kegiatan kepramukaan tentunya serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan misalnya, Palang Merah Remaja, dsb. Meski demikian, di bumi perkemahan ini tak jarang juga diadakan gathering untuk merayakan ulang tahun sebuah perusahaan, organisasi, instansi pemerintahan dan lainnya.
Penduduk Sekitar
Adapun mata pencaharian penduduk sekitar Bumi Perkemahan Blahkiuh ini adalah  petani, pedagang  dan pegawai negeri. Pada waktu waktu tertentu banyak warga yang berjualan di area Bumi Perkemahan ini seperti berjualan makanan dan minuman serta cindramata. Bagi anda yang ingin mengadakan acara bersama keluarga atau lainnya maka Bumi Perkemahan ini bisa menjadi salah satu pilihan tempat yang menyenangkan.
Lokasi
Bumi perkemahan ini berada di Desa Blahkiuh Kecamatan Abiansemal sekitar 19 Km dari Kota Denpasar dan sekitar 2 Km ke arah Barat dari jalan raya Denpasar – Petang depan kantor Kepolisian Blahkiuh.

AIR TERJUN SEKUMPUL YANG UNIK

Air Terjun Sekumpul juga dikenal dengan nama Air Terjun Gerombong.  Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 100 m dan terdiri beberapa air terjun setidaknya ada tujuh air terjun yang letaknya terpisah-pisah dan berjauhan.

Dari tujuh air terjun yang ada hanya dua air terjun yang bisa didatangi lebih dekat.  Uniknya, dua air terjun yang letaknya berdampingan tersebut memiliki ketinggian dan debit air berbeda.  Juga dua air terjun ini berasal dari dua sumber mata air yang berbeda, dimana air terjun di sebelah kiri bersumber dari mata air sedangkan air terjun di sebelah kanan (yang lebih tinggi) bersumber dari sungai. Di musim hujan, air terjun di sebelah kiri tetap bening karena bersumber dari mata air sedangkan air terjun di sebelah kanan akan berwarna coklat keruh.


Aksesbilitas

Berjarak sekitar 76 km dari Denpasar atau 20 km dari kota Singaraja (1 jam waktu tempuh).  Jika dari kota Denpasar arahkan kendaraan menuju Bedegul atau Singaraja.  Setelah melewati Kawasan Wisata Bedugul, teruskan perjalanan menuju arah Gitgit/Singaraja sampai di sebuah pertigaan (sekitar 10 km dari Bedugul).  Dari pertigaan, beloklah ke kiri dan ikuti jalan tersebut sampai sejauh 12 km. Kondisi jalan menuju air terjun ini berkelok-kelok naik turun dengan pemandangan bukit dan jurang di kanan kiri jalan.  Aspal jalan sudah banyak yang terkelupas. Bahkan, di beberapa tempat aspal sudah hilang sama sekali sehingga jalan berubah menjadi jalan tanah berbatu. Di sepanjang jalan menuju air terjun ini akan dijumpai banyak pertigaan yang tidak ada rambu-rambunya sehingga harus banyak bertanya ke penduduk setempat agar tidak nyasar.

Keberadaan Air Terjun Sekumpul tidak begitu jauh dari Air Terjun Lemukih, kira-kira hanya berjarak 2 km.  Dari Air Terjun Lemukih tinggal berjalan lurus sejauh 1 km. Pintu masuk air terjun ini ada di sebelah kiri jalan (dari Air Terjun Lemukih tinggal berjalan lurus sejauh 1 km) berupa jalan kecil atau setapak (ada petunjuk plang di sebelah kanan jalan) di sebuah pertigaan.  Ikuti jalan kecil tersebut sejauh kira-kira 1 km hingga tiba di tempat parkir.  Kondisi jalan kecil tersebut adalah jalan kampung yang berbelok-belok naik turun. 



https://f2936ec5-a-62cb3a1a-s-sites.googlegroups.com/site/wisataairterjun/bali/air-terjun-sekumpul---buleleng/AT%20Sekumpul-7.jpg?attachauth=ANoY7cpUYvz2uzDT9_ZNZo7GXOAftsuTy6tPbkEOf6IRec6SrXxsm-Izowi72C_5ROpxq1cTHDPTjp6CtL76roPRH7xng4bgzzetsQz5pOCie77Q7IzbA-xxNiH-SkoWjYOQ-DIBAOXbiiCs77_SWrXp4sPUwBCtnnmKEy0ZV9htc8-dOrSiBUS2YrRYNCSxfJkBgqQJXP6xzYcmlsnVKXJSKwbXNap8cErs-uOjk7goupT848RKxmYQd6VY41uoNaqRr8K4BpeuCebiO7hgoDdHvqsr9mBzlg%3D%3D&attredirects=0
Dari tempat parkir menuju air terjun dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan yang sudah di-paving, menuruni ratusan anak tangga, dan menyeberangi sungai. Kondisi jalan paving banyak yang menurun dengan curam dan di beberapa tempat sangat licin karena berlumut.  Selanjutnya setelah jalan paving
habis, jalan berganti menjadi jalan tanah yang sempit (jalan setapak) hingga tiba di lokasi air terjun.  Bila ingin mendekati ke dasar air terjun harus menuruni ratusan anak tangga yang cukup curam di beberapa tempat dan menyebrangi sungai yang lumayan dalam (sepaha orang dewasa)

TAMAN UJUNG BALI



Identifikasi dan Daya Tarik
 
Taman Ujung mulai dibangun pada tahun 1919 dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1921. Taman ini dibangun oleh raja Karangsem yang digunakan sebagai tempat peristirahatan atau untuk menjamu tamu-tamu penting seperti raja-raja atau Kepala Pemerintahan Negara Asing yang berkunjung ke kerajaan Karangasem. Di taman ini terdapat tiga buah kolam besar dan luas, di tengah kolam paling utara terdapat bangunan utama yang dihubungkan oleh dua buah jembatan. Di sebelah kolam terdapat taman dan pot bunga serta patung-patung. Bentuk bangunan sangat megah dan khas karena perpaduan antara arsitektur Eropah dan Bali. Di sebelah Barat kolam di tempat yang agak tinggi terdapat sebuah bangunan yang berbentuk bundar disebut "Bale Bengong" tempat untuk menikmati keindahan taman dan sekitarnya. Untuk mencapai puncak perbukitan sebelah Barat Taman dibuat undak-undakan yang tinggi dan lebar. Di sebelah Utara taman di atas bukit terdapat patung Warak yang besar di bawahnya patung banteng dan dari mulut kedua patung ini air memancur keluar menuju kolam. Dari puncak bukit ini kita dapat menyaksikan pemandangan alam yang betul-betul indah dan mengagumkan. Jauh di sebelah Timur Laut terlihat bukit Bisbis yang hutannya subur menghijau, di arah Selatan terlihat laut luas membentang dan di sekitar Taman terlihat petak-petak sawah menghijau perpaduan alam pegunungan dan alam laut inilah yang merupakan daya tarik taman ini bagi para wisatawan. Sayang peninggalan budaya yang megah ini telah hancur akibat gempa bumi yang terjadi pada waktu Gunung Agung meletus, terutama sekali akibat gempa yang terjadi tahun 1979. Meskipun kini tinggal puing-puing saja, tapi kesan megah di masa lalu masih tampak dan keindahan panoramanya tetap mengagumkan.

lokasi
Taman Ujung terletak dekat pantai kawasan Ujung, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Jaraknya 5 Km dari kota Amlapura ke arah Selatan, dan kira-kira 85 Km dari kota Denpasar. Dan obyek ini mudah dicapai dengan kendaraan roda empat.


Deskripsi
Taman Ujung dibangun oleh raja Karangsem pada tahun 1919 dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1921. Taman ini merupakan tempat peristirahatan raja, selain Taman Tirtagangga. Sekitar 25 meter di sebelah Utara Taman ini terdapat sebuah pura bernama Pura Manikan yang juga dibangun oleh Raja Karangasem. Sekarang pura ini telah dipugar dan bangunannya sudah baik dan megah. Di dekat pura ini terdapat mata air dan kolam dimana dulu di tempat ini digunakan oleh raja dan masyarakat Karangsem melangsungkan upacara "Metirta Yatra" yang tujuannya menghaturkan terima kasih dan mohon berkah kemakmuran kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sampai sekarang tradisi ini masih tetap berlangsung dan penyelenggaraan upacara Tirta Yatra dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Karangasem bersama masyarakat terutama para anggota subak di Kecamatan Karangasem

Senin, 08 April 2013

MENYUCIKAN DIRI DENGAN AIR SUCI PURA SEBATU



Pura Sebatu, sungguh indah dan menarik, sangat berpotensi untuk dikembangkan pada konsep wisata spiritual. Pemandangan alam yang indah, air yang jernih dan suasana magis sungguh terasa begitu memasuki areal Pura Sebatu. Bagi kawan-kawan yang suka melakukan kegiatan spiritual, sungguh merupakan kewajiban untuk berkunjung ke Pura ini. Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, Pura Sebatu merupakan Pura yang sangat keramat, magis dan baru-baru ini saja dibuka untuk khalayak ramai.
Untuk mencapai lokasi ke Pura Sebatu, dari Denpasar ke Ubud (Gianyar), kemudian ke Tegalalang. Pokoknya Tanya saja pada penduduk setempat, pasti sampai.
Beberapa koleksi foto Tempat Pengelukatan Di Pasiraman Dalem Pingit sebatu.




PANUGRAN DEWI UMA PANGLEBUR MALA
Pasiraman Pura Dalem Pingit dan Pura Kusti salah satu tempat yang diyakini mempunyai kesucian. Karena lokasi ini menjadi taman beji Ida Bhatara Pura Dalem Pingit dan Pura Kusti. Lokasi ini terdapat di Banjar/Desa Sebatu, Tegallalang, Gianyar, Bali. Menemukan tempat pasiraman ini tidak begitu mudah, Karena lokasinya agak tersembunyi dari jalan utama. Untuk mencapai tujuan genah/tempat malukat, bisa dengan segala jenis kendaraan. Jalan tidak masalah, fasilitas jalan cukup baik. Setelah ketemu lokasinya, di sana sudah ada tempat parkir yang cukup luas. Selanjutnya perjalanan diteruskan ke arah kanan menuju arah timur. Kurang lebih 300 meter, ada jalan setapak yang tidak begitu lebar. Jalan menurun dengan tangga atau undag-undag yang jumlahnya cukup banyak sekitar ratusan..
Air terjun yang terdapat di Pasiraman Pura Dalem Pingit dan Pura Kusti, menurut Jro Mangku Made Tantra yang tinggal di Banjar Sebatu, Tegallalang, Gianyar, sudah ada sejak dulu. Memang awalnya sudah napet, air terjun yang tidak begitu tinggi adalah kehendak alam yang mengucur sepanjang zaman. Hanya saja, belum dikenal sebagai genah (tempat) malukat.
Dikatakan Made Mantra bersama rekannya Jro Mangku Adi Armika yang ngayah di Pura Dalem Pingit, awalnya ada pemandu wisata (guide) dari Sebatu juga. Namanya Wayan Yudhi, mengantar tamu mandi. Kejadian tersebut tanggal 19 Nopember 2007, bertepatan rarahinan Kajeng Kliwon di mana bagi umat Hindu di Bali, Soma (Senin) Kajeng Kliwon dipandang sebagai hari keramat. Tamu yang diajak oleh Wayan Yudhi adalah tamu asing. Anehnya, tamu asing merasakan ketakutan dan lari. Tamu itu bercerita dan merasa kaget dan terkejut.
Pasalnya, tamu itu merasakan atau menemukan airnya berwarna. Berdasarkan cerita yang mengagetkan itu, masyarakat pun tidak menyia-nyiakan waktu dan ingin mengetahui apa yang terjadi di pasiraman tersebut. Warga setempat, kata Jro Mangku Made Mantra, beramai-ramai mendatangi lokasi, ingin melihat secara langsung. Tamu pun menceritakan dari mulut ke mulut bagaikan promosi. Pemandu wisata juga bercerita tentang terjadinya keunikan di lokasi air terjun yang kini disebut pasiraman Ida Bhatara Pura Dalem Pingit dan Pura Kusti.
Setelah heboh dan disaksikan oleh warga Sebatu, ternyata benar ada keunikan, di mana airnya berwarna yaitu warna Warna putih keruh, seperti air beras, warna seperti air teh atau warna merah, warna kekuning-kuningan tampak keruh (puek), tapi ada juga tidak berwarna sama sekali (murni) .
Setelah malukat, air yang ada di bawah kembali normal, artinya tidak berwarna lagi. Jro Mangku tidak berani spekulasi, apakah warna tersebut penyakit yang keluar dari mereka yang malukat, Jro Mangku enggan memberikan komentar, nanti takut salah.
“Yang jelas, kalau ada orang malukat, airnya menjadi keruh dan berwarna, tergantung orang yang malukat. Hanya saja, tidak semua mampu melihatnya. Terkadang bisa dilihat oleh orang banyak,”ujar I Made Mantra dengan heran.
Cerita demi cerita, di mana kebenaran air ada keunikannya dengan adanya tiga warna, prajuru Desa Sebatu mengadakan paruman atau Jro Mangku bilang mengadakan pararem. Dalam pararem diputuskan pada tanggal 24 Nopember 2007 bertepatan rarahinan Tumpek Landep (Sabtu, Kliwon, Landep). Dilakukan pamendakan tirta yang keluar di tempat. Setelah dipendak, urai Jro Mangku Made Mantra, digelar pararem kembali mohon secara niskala kepada Ida Ratu Sanghyang Pujung Kaja, Sebatu, Tegallalang.
Dengan adanya berbagai keunikan, berdasarkan bawos niskala juga, tidaklah salah air atau tirta yang menjadi pasiraman Ida Bhatara yang malingga di Pura Dalem Pingit dan Pura Kusti banyak menyimpan rahasia. Seperti dikatakan Jro Mangku Made Mantra yang sudah menjadi pamangku sejak kelas 2 SD, terdapat berbagai fungsi dari tirta yang ada dipasiraman. Dari kegunaan yang telah menjadi paican Ida Bhatara adalah: Kageringan, kageringan Pegawian Teluh Desti Teranjana, yang belum punya keturunan, juga sudah terbukti.
Tidak hanya sampai di sana, sekali lagi, prajuru kembali menggelar paruman (pararem) mohon petunjuk di mana dapat keputusan akan menghaturkan sane Jro Makalihan dipersilakan (kahaturan) melihat tempat malukat tersebut. Atas petunjuk yang ada, selanjutnya dibuatkan palinggih.
Setelah datang Jro Makalihan dan melakukan sembahyang, lagi karauhan (dites) dengan api. Ternyata yang karauhan tidak panas dengan api dan tidak basah dengan air. Dengan dilakukan acara tersebut, ternyata Ida Bhatara lagi mapaica secara niskala, dikatakan tirta yang keluar dari goa, adalah panugran Ida Dewi Uma.
Khusus bagi yang belum punya keturunan atau momongan, terutama pasangan suami istri, agar melakukan panglukatan sesering mungkin. Dianjurkan pasangan suami istri melakukan malukat bersama. Paica yang satu ini sudah dibuktikan dengan adanya umat atau penangkilan yang manghaturkan sasangi. Ada yang datang dari Petang, Badung, dari Lodtunduh, Gianyar dan banyak lagi yang datang naur sasangi (membayar kaul yang dimohonkan ketika malukat). Sekali lagi, harap Jro Mangku, bagi yang belum punya keturunan agar malukat bersama lanang-istri.
Berbagai keunikan sering terjadi. Jro Mangku bukan menakut-nakuti, asal tahu saja kejadian-kejadian yang sering terjadi di lokasi malukat. Sementara pantangan secara khusus tidak ada. Hanya saja, bagi yang kotor kain usahakan jangan berani melakukan panglukatan di sana. Karena sudah sering terjadi dampak bagi yang sakit maupun yang ingin mendapatkan paican Ida Bhatara.
Pantang Ajak Rare Belum Ketus Gigi
Diterangkan Jro Mangku Made Tantra yang ngayah di Pura Kusti dan Pura Melanting, Atas bawos niskala ini, Ida malinggih ring Sanghyang Klakah. Di mana tirta yang medal atau muncul dari goa tersebut merupakan pasiraman di Pura Dalem Pingit dan Pura Kusti. Bawos niskala mengatakan “Anak alit (anak kecil) belum ketus gigi (tangal) tidak boleh malukat di tempat tersebut. Ini bawos niskala, bukan mengada-ada dari prajuru,” tegas Jro Mangku Mantra apa adanya.

PURA TAMAN AYUN

Pura Taman Ayun, Peninggalan Kerajaan Mengwi
Bali juga dikenal sebagai Pulau Seribu Pura. Salah satunya adalah Pura Taman Ayun di Badung, Bali. Pura Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Badung, sekitar 18 kilometer dari Kota Denpasar. Taman Ayun yang berarti taman yang indah ini dibangun oleh raja Kerajaan Mengwi pertama pada abad ke-16.

Berarsitektur Cina dan Bali, Pura Taman Ayun merupakan pura paibon keluarga Kerajaan Mengwi untuk memuja roh dan leluhur. Pura yang dikelilingi kolam buatan ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni utama mandala, madia mandala, dan nista mandala. Untuk masuk ke utama mandala pengunjung harus melewati kori agung atau pintu agung. Namun, para wisatawan dilarang masuk ke bagian pura yang paling suci ini.

Di zaman dulu, pura seluas empat hektare ini juga dijadikan tempat istirahat dan rekreasi keluarga Raja Mengwi. Saat perang antara Kerajaan Mengwi dan Badung di tahun 1890, pura ini ditinggal tak terawat. Pura ini juga sempat rusak akibat gempa dahsyat tahun 1917. Setelah mengalami perbaikan, Pura Taman Ayun menjadi obyek wisata dan masuk nominasi salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO

PANTAI SULUBAN YG EXSOTIS

Pantai Suluban
Pantai Suluban merupakan salah satu pantai indah di Bali. Pantai Subulan terletk di Desa Pecatau dekat dengan kawasan uluwatu. Dari Kuta Jalur yang bisa anda yempuh adalah Bandara Ngurah Rai terus menuju Jimbaran terus mengikuti jalan menanjak dan berkelok menuju uluwatu. Beberapa kilometer menjelang Uluwatu, ada pertigaan. Pilihlah jalan ke kiri. Waktu yang anda tempuh sekitar 45 menit, maka sampailah anda di Pantai Suluban ini. Letakny6a sekitar 34 kilometer selatan kota Denpasar, atau sekitar 27 kilometer dari Kuta.
Daya tarik pantai ini adalah panorama yang indah dan suasananya yang jauh dari kebisingan. Deburan ombaknya yang tinggi menjadikan pantai sebagai tempat yang menyenangkan untuk surfing. Dinamakan Pantai Suluban karena unutk tiba di pantai ini anda harus menuruni tebing dan memasuki trowongan yang cukup lebar dan luas. Dalam bahasa Bali, berjalan ke depan dengan melewati sesuatu di atas kepala itu dinamakan masulub. Sedangkan sesuatu yang diatas kepala dinamakan pasuluban atau suluban. Tebing karang menyerupai trowongan itulah suluban bagi setiap orang yang hendak menuju bibir pantai. Begitu tiba di mulut trowongan, anda memiliki dua pilihan  hendak langsung menuju bibir pantai atau naik ke atas tebing melalui tangga kayu untuk melihat pemadangan dari ketinggian.
Oleh pengelola pantai ini, diatas tebing di buatkan pos dari kayu dimana pengunjung dapat menyaksikan dengan leluasa pemandangan laut yang indah. Dari pos itu anda dapat melihst dengan lebih jelas atraksi para surfer di tengah laut. Dari pos pula anda memotret dengan lebih leluasa pemandangan laut yang menakjubkan saat matahari tenggelam di cakrawala. Soal surfing, tinggi ombak yang dapat mencapai 3 – 4 meter di pantai ini membuat para surfer senang untuk melakukan aksi liuk- meliuk di atas papan selancar itu, anda harus berjalan melintasi hamparan karang “berlumut” sekitar 15 meter jauhnya. Setelah itu anda harus berenang ke tengah laut untuk mencari ombak yang menjulang itu. Karena jauh dari hiruk-pikuk aktivitas sehari-hari ataupun aktivitas hura-hura, kamu dapat menikmati liburan dengan tenang di pantai iniDi Pantai Suluban ada beberapa buah penginapan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Terdapat juga warung-warung yang menyediakan makanan, minuman, barang-barang suvenir dan peralatan surfing

TAMAN BUDAYA ART CENTRE



taman budaya bali Art Center
Art Center atau Taman Budaya adalah bangunan yang didirikan dengan tujuan untuk pementasan seni serta pengembangan seni Bali khusunya. Lokasi Art Center ini terletak  di tengah tengah kota Denpasar, tepatnya di jalan Nusa Indah dengan luas lebih kurang kira kira 5 hektar. Bila kita menggunakan kendaraan bermotor, jarak tempuh menuju Art Center ini memerlukan waktu kira-kira 60 menit, dan lebih kurang 15 km perjalanan dari Bandara Ngurah Rai Bali. Art Center atau Taman Budaya adalah komplek bangunan yang luas dengan gaya terbaik arsitektur tradisional Bali lay out bangunan – bangunannya, baik amphitheater dan tempat ruang pertunjunkan maupun bangunan tambahan melambangkan cerita Pemutaran Gunung Mandara Giri di lautan susu dimana memercik “amerta” air suci untuk kehidupan abadi sesuai dengan sifat budaya yang dinamis dan terus hidup sepanjang masa.
Art Center atau Taman Budaya Bali didirikan oleh Gubernur Bali yang pertama yaitu Ida Bagus Mantra. Beliau sebagai orang Bali sangat peduli  terhadap nilai-nilai budaya timur khususnya budaya Bali. Dengan membangun suatu lokasi kawasan seni diharapan dapat  merangsang kreativitas seni dari para seniman di Bali untuk tetap menjaga, melestarikan dan mendukung dinamika perkembangan budaya dan juga bisa tetap berkiprah serta mempertahankan jati diri di tengah-tengah derasnya pengaruh global yang dibawa oleh wisatawan yang datang dan berkunjung ke Bali. Untuk rencana itu semua, dengan rela hati beliau mengorbankan tanah milik pribadinya untuk dijadikan sebagai tempat pusat kesenian yang kita kenal dengan Art CenterBali saat ini. Komplek Taman Budaya ini dibuka pada tahun 1973 dan mentradisikan Pesta Kesenian Bali (Bali Art Festival) yang diselenggarakan sebulan penuh setiap tahun diwarnai dengan hiburan tari-tarian tradisional, pamerah kerajinan dan aktivitas budaya lainnya. Dalam event ini juga ada kegiatan-kegiatan komersial. Pada acara pembukaan diramaikan dengan parade seni. Parade seni ini diikuti oleh seleruh kabupaten dan kota di Bali dengan mengirim misi dan diva kesenian mereka. Bahkan sering diikuti oleh provinsi-provinsi lain di Indonesia dan terkadang juga terdapat peserta dari luar negeri seperti Jepang dan Korea. Parade seni ini ditampilkan dalam berbagai bentuk yakni dari yang sakral, tradisional sampai yang kontemporer. Juga jenis pakaian-pakaian pengantin dan pakaian adat dari masing-masing daerah, instrumen musik dan atau gambelan, bentuk-bentuk sesajen dan lainnya.
Bentuk susunan komplek bangunan yang ada di Art Centre Bali ini terdiri dari:
  1. Komplek bangunan suci meliputi: Pura Taman Beji, Bale Selonding, Bale Pepaosan, dll.
  2. Komplek bangunan tenang meliputi: Perpustakaan Widya Kusuma, dimana ditempat ini tersimpan buku buku tentang sejarah Bali.
  3. Komplek bangunan setengah ramai meliputi: Gedung Pameran Mahudara, Gedung Kriya, Studio Patung, Wisma Seni dan Wantilan tempat ini merupakan aula tempat pameran seni Bali.
  4. Komplek bangunan ramai meliputi: Panggung Terbuka Ardha Candra dan Panggung tertutup Ksirarnawa (keduanya berada di selatan Sungai).
Di amphitheater yang berada di Art Centre ini, bisa menampung kapasitas penonton kira kira sampai dengan 6.000 orang, baik itu untuk pertunjukan kolosal, tardisional maupun modern. Biasanya Pentas Kesenian Bali ini digelar pada bulan Juni s/d July, pentas seni ini diadakan 1 bulan penuh, sehingga bagi anda yang menyaksikan bener benar terpesona dengan adat kebudayaan Bali yang tetap lestari sampai saat ini